Senin, November 10, 2008

Wahai Sang Pembolak-balik Hati

Yaa... Mukalibal Qulub....

Dulu.... 


Aku bertanya-tanya, apakah dia merasakan apa yang aku rasa. 


Apakah dia akan membalas cinta yang lama aku pendam untuknya. 


Inginkah dia mengorbankan masa mudanya yang gemilang, demi hidup bersamaku, berbagi suka dan duka, yang mungkin akan lebih banyak dukanya. 


Sudikah iya merelakan sebagian cerita dalam cangkir emas kehidupannya, untuk kemudian berbagi dalam cangkir lusuh cerita hidupku, yang bisa saja membuatnya kehilangan muka di depan kerabatnya.

Yaa... Mukalibal Qulub....


Dulu aku bertanya-tanya, maukah dia berperan seperti Khadijah, sentiasa memberikan dukungan dalam setiap langkah yang ditempuh Sang Nabi. 


Maukah dia menjadi putri, menepis kejijikan, mencium kodok buruk rupa, demi mengubah kodok itu menjadi pangeran. 


Inginkah dia menjadi Cinderella...
tertinggal sepatu kacanya sepulang berdansa, untuk kemudian ditemukan oleh Pangeran agar mereka dapat kembali bersama. 


Sudikah dia menjadi Juliet, meminum racun kehidupan, membuatnya mati suri, agar dapat melihat Romeo yang terkasih saat ia terjaga, hanya untuk ditinggal mati Romeo, dan kemudian menyusul Romeo ke alam baqa. 


Relakah ia seperti Cinta, ditinggalkan Rangga ke luar negeri saat baru saja mereka merasakan indahnya bersama, walau ditinggal hanya untuk satu purnama.





Yaa... Mukalibal Qulub....

Betapa bahagianya aku, saat ia mengucapkan kalimat itu. Berjuta senang di hatiku, mendengar kata-kata ya terukir dari indah bibirnya. Merinding bulu di tangan dan leherku, saat mendengar dia menjawab, pelan saja.. Dia bilang... 


"Ya....aku....mau..."

Ahhh.....Mukalibal Qulub, taukah Engkau apa yang aku rasa waktu itu.... Aku seperti terbang. Ya, terbang, walaupun Kau tak memberiku sayap, aku terbang. 


Tinggi... jauh.. saangatt tinggi 
Menuju langit menggapai surga, menebarkan angkuhku pada bumi. 


Satu per satu segala benda di bawah sana menjadi semakin kecil, tak berarti kecuali pengganggu kesenanganku saja. 


Dan saat itu, aku benar-benar bersyukur pada-Mu, pada keagungan takdir-Mu, dan pada rahmat kasih sayang-Mu.


Sekarang...iya benar... sekarang... 
Saat ini...
aku bertanya-tanya...


Masihkah aku setia mencintainya...


Yaa Mukalibal Qulub, Sabbit Qolbi, 'Aala Diinika Wa 'Aala Tho'aatika, Subhaanaka Inni Kuntuminadzdzhoolimiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar