Surat untuk Calon
Presiden
Assalamualaikum Warohmatullohi
Wabarokatuh
Salam sejahtera.
Kepada Ayahnda Prabowo Subianto dan
Ayahnda Joko Widodo.
Sebelumnya saya minta maaf, anak
bangsa yang minim pestasi ini demikian lancang menulis dan meletakkan
harapannya di pundak ayahnda sekalian.
Sejak pertama kali mengenal
proses pemilihan umum tahun 1992 di usia 8 tahun, menurut saya inilah pemilihan
umum yang paling banyak melibatkan perhatian, komentar, emosi, dan harapan
seluruh elemen bangsa kita.
Rekan-rekan saya memang banyak
yang apatis dan mencemooh kami yang rajin berkomentar di media sosial tentang
proses pemilu yang sedang berlangsung 3 bulan terakhir ini. Mereka menyayangkan
terpecahnya rakyat menjadi kubu-kubu yang saling mengelukan, menjelekkan,
menyebar fitnah, dan membela jagoannya masing-masing.
Sedang menurut saya, justru ini
merupakan momen yang baik untuk membuka mata rakyat bahwa satu suaranya
berperan penting dalam menentukan harga beras esok hari. Pilihannya ikut
menetapkan besarnya tarif pajak yang harus ia bayar. Keikutsertaannya dalam pemilu
merupakan penentu posisi NKRI dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Tak pernah saya liat dan baca pemberitaan mengularnya antrian pemilih di TPS
Luar Negeri kecuali hari ini. Saya bangga, terharu dengan antusiasme rakyat
Indonesia dalam pilpres kali ini.
Ayahnda sekalian yang saya
banggakan.
Sistem demokrasi yang kita
laksanakan hari ini menasbihkan bahwa ayahnda berdua adalah putra terbaik
bangsa yang akan kami pilih tanggal 9 Juli nanti, untuk menentukan masa depan
kami. Betapa takjub saya melihat dalam debat-debat ayahnda berdua. Masha Allah.
Negara yang saya cintai ini tak pernah kekurangan pemimpin. Saat menonton debat
di TV, saya melihat sosok-sosok yang capable,
mampu, pantas, dan brilliant untuk
menjadi pemimpin, Presiden NKRI.
Dari Ayahnda Prabowo, saya
belajar memikirkan hal-hal besar untuk bangsa. Memimpikan kejayaan dan
kemandirian bangsa. Saya optimis negara kita mampu bersaing dengan
negara-negara besar seperti Tiongkok, Rusia, Brazil, bahkan Jerman atau
Amerika.
Dari Ayahnda Jokowi, saya belajar
bagaimana seorang pemimpin memperhatikan kebutuhan rakyat sedetil-detilnya,
mendengarkan keinginan langsung dari rakyat dengan blusukan. Memperhatikan
rakyat hingga ke pelosok desa.
Dari Ayahnda Prabowo, saya jadi
tahu bahwa selama ini kita terlena dengan pembangunan yang ada, sementara
kebocoran potensi anggaran terjadi setiap tahun. Potensi pajak masih banyak
yang belum terjamah. Masih ramai rakyat yang secara sadar berusaha menghindari
kewajibannya menyumbang pada negara, menjadi patriot bangsa. Detik demi detik,
kekayaan alam bangsa kita habis tersedot penambang asing. Hari demi hari, uang
pajak rakyat habis tergerus korupsi dan suap perampok negeri.
Dari Ayahnda Jokowi, saya
mengetahui bahwa kerusakan dan kebocoran negeri kita bisa kita perbaiki bersama
melalui sistem dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang rinci, dan
pengawasan terus menerus. Bahwa penyelenggaraan negara harus direvolusi dengan
mengedepankan teknologi, mengandalkan programmer
handal anak bangsa sendiri, dan membuat aplikasi menyederhanakan birokrasi.
Dari Ayahnda Prabowo, saya
belajar menjadi pemimpin yang mengakui keunggulan rekan diskusi, membenarkan
yang benar, menyalahkan yang salah, menyetujui program yang baik, mengkritisi
program yang kurang tepat. Saya belajar untuk menjadi pemimpin yang mengakui
kelemahan dan kesalahan dengan introspeksi diri. Bahwa dalam diri ini, bisa
saja ada “maling” yang menggerus kebaikan yang telah diperbuat. Ada saja sifat
pamer yang merusak pahala ibadah yang sudah khusyuk tertunai.
Dari Ayahnda Jokowi saya belajar
mengenai arti kesederhanaan, tampil apa adanya dalam berpenampilan, dan
ketulusan dalam berbakti untuk rakyat. Saya belajar untuk mengejar mimpi di
tengah keterbatasan yang kita miliki. Tidak berkecil hati meski dari keluarga
yang biasa-biasa saja, bukan siapa-siapa, bahkan berasal dari desa.
Dari Ayahnda Prabowo, saya
belajar bangkit dari kejatuhan dan keterpurukan. Dari Ayahnda Jokowi, saya belajar
meniti sukses dari titik nol.
Ayahnda yang saya cintai...
Ayahnda sekalian adalah putra
terbaik bangsa. Sekiranya kami bisa, ingin rasanya menyandingkan Ayahnda berpasangan menjadi pasangan terbaik pemimpin
bangsa. Kalau dipasangkan tentu bisa menjadi “Prabojo” atau “Jokowibowo”. Tapi
akhirnya kami harus memilih salah seorang dari Ayahnda.
Oleh karena itu Ayahnda, izinkan
kami menyampaikan harapan-harapan seusai pilpres nanti.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih...
Kami mohon, Ayahnda menjaga
persatuan bangsa, dengan merangkul semua pihak, dan mengingatkan
pendukung-pendukung Ayahnda agar tidak jumawa dan bersenang-senang terlalu
gembira. Kami mengharapkan adanya rekonsiliasi, bukan saja dari Ayahnda
sekalian, tapi juga dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya, termasuk Pak SBY
dengan Ibu Mega, sehingga dapat kami teladani agar kami bersatu dan tak mudah
diadu demi kepentingan politik sesaat.
Reformasi telah berjalan hampir
20 tahun. Kami lelah dengan pertikaian, permusuhan dan kebencian yang
diperlihatkan sebagian elit bangsa. Kami lelah dengan komentar keras dan kritik
yang tidak santun dari pelaku politik bangsa ini. Kami merindukan sosok-sosok
seperti Soekarno, Hatta, M. Yamin, Natsir, Sjahrir, HAMKA, Aidit dan lainnya,
yang meskipun bersitegang saat rapat namun tetap mesra di depan rakyat.
Kami berharap Ayahnda mengajak
semua elemen bangsa untuk bekerja bersama-sama, tidak peduli latar belakang
politiknya, kita bangun bangsa ini dengan blue
print yang matang, melalui tangan-tangan terbaik anak bangsa.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih..
Kami berharap, Ayahnda akan
memastikan terlaksananya sila PERTAMA Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana setiap
warga negara dapat menjalankan ibadah dengan tenang tanpa gangguan. Kami harap
Ayahnda juga dapat memperhatikan hak-hak bagi pemeluk Islam seperti standar
halal makanan dan ketersediaan tempat ibadah yang nyaman di ruang publik. Kami
juga berharap Ayahnda khusus memperhatikan penyelesaian kasus GKI Yasmin dan
kasus lain yang serupa agar memperoleh kejelasan status sehingga
saudara-saudara kami dapat menunaikan ibadahnya dengan khusyuk.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih...
Kami berharap agar Ayahnda serius
memperhatikan wilayah-wilayah perbatasan dan perairan NKRI. Kami tidak ingin
ada lagi kapal nelayan yang ditangkap oleh tentara negara lain. Kami ingin
nelayan dapat mencari nafkah dengan harga diri tanpa ketakutan. Kami ingin
nelayan dimodernisasi dengan teknologi sehingga tidak melakukan kesalahan
melanggar perbatasan. Kami ingin tentara kami dibekali persenjataan modern yang
mumpuni. Kami mengimpikan NKRI memiliki Kapal Induk dan Kapal Selam buatan
sendiri. Kami menginginkan arah industri pertahanan NKRI lebih mendukung dan
menyokong kondisi geografis negara yang terkoneksi melalui laut. Kami ingin
lihat Pesawat buatan sendiri bisa terbang lagi seperti yang pernah dibuat Pak
Habibie.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih...
Kami berharap agar Ayahnda dapat
menarik ilmuwan, teknisi, dan peneliti anak bangsa sendiri untuk pulang dan
berkarya untuk bangsa. Kami ingin agar anak bangsa penemu teknologi baru, dapat
dihargai tinggi. Kami yakin, bukannya tak punya nasionalisme, namun kadang rasa
nasionalisme juga harus berhadapan dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka. Kami
ingin membanggakan mobil buatan anak bangsa. Kami ingin memakai handphone canggih karya bangsa sendiri.
Kami ingin punya gedung pencakar langit dan kereta super cepat karya anak
bangsa sendiri.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih..
Kami berharap Ayahnda memastikan
agar pembangunan dan pendidikan dilaksanakan secara merata. Kami mohon agar
tidak Jawa dan Sumatera saja yang terlalu pesat pembangunannya. Kami tau, rekan
kami yang di Kalimantan sana harus menjaga hutan sebagai paru-paru dunia, tapi
mereka juga membutuhkan infrastruktur transportasi yang layak dan cepat untuk
mendukung lancarnya pembangunan. Kami ingin transportasi yang murah ke
Wakatobi, Raja Ampat, Derawan, dan daerah wisata lainnya. Kami ingin perantauan
di Papua bisa pulang kampung dengan menekan biaya. Kami ingin tak ada lagi desa dan kota yang
mengalami pemadaman listrik bergilir lebih dari sekali dalam sehari.
Kami ingin guru-guru yang
berkualitas, yang dibayar tinggi bila mereka sudi berbakti di pelosok negeri.
Kami tak ingin ada adik-adik kami yang menjadi gila karena UAN bahkan akhirnya
bunuh diri karena ketimpangan standar pendidikan. Bagi kami, UAN memang penting
agar Ayahnda tau wilayah-wilayah mana yang pendidikannya butuh perbaikan, tapi
kami mohon, jangan jadikan UAN sebagai standar kelulusan. Bagi kami, sekolah
punya kemampuan untuk menentukan kelulusan siswa-siswanya melalui penilaian
ujian dan sikap kami selama bersekolah.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih..
Kami berharap Ayahnda paham dan
mengerti, bahwa untuk mewujudkan kemakmuran negeri ini, membutuhkan sumbangsih
dari seluruh elemen bangsa. Bahwa sebagian besar pembiayaan pembangunan bangsa
ini didapatkan melalui uang pajak kami dan orang tua kami. Kami berharap
Ayahnda memberikan perhatian khusus kepada instansi yang mengumpulkan pajak,
agar dapat dipastikan bahwa seluruh warga negara melaksanakan kewajibannya
dengan jumlah yang sesuai penghasilannya. Kami harap Ayahnda memastikan subsidi silang
melalui pajak ini dapat tersalurkan kepada yang benar-benar membutuhkan. Kami
tak tau apakah kami masih butuh subsidi bahan bakar atau tidak, tapi kami tau,
bahwa di India sana, pemerintahnya memberikan subsidi untuk kertas, sehingga
biaya pencetakan buku dapat ditekan, dan rakyat dengan mudah mendapatkan buku
dengan harga yang murah tanpa mengorbankan hak penulis dengan membeli bajakan.
Kami berharap pajak yang sudah
kami bayarkan, dapat Ayahnda pastikan tidak akan dikorupsi. Temukanlah sistem
pengadaan yang minim celah kecurangan. Berikan contoh kesederhanaan hidup bagi
pejabat-pejabat negara. Sadarkan mereka, bahwa untuk menjadi kaya, bukan di
kantor pemerintahan tempatnya, bukan dengan menjadi PNS jalannya. Kami berharap
Ayahnda dapat memberi kesejahteraan yang cukup bagi penyelenggara negara, agar
mereka dan keluarganya memiliki penghasilan yang dapat menjamin kebutuhan
minimal, kesehatan dan pendidikan yang layak. Sehingga mereka tak perlu mencari
jalan haram untuk kebutuhan hidup, kecuali karena mereka rakus. Kami berharap
penegakan hukum yang tegas kepada semua yang merampok uang pajak kami, baik
dari pejabat bawahan Ayahnda maupun dari pengusaha swasta yang hanya memikirkan
kepentingannya sendiri.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih...
Kami berharap Ayahnda memastikan
regulasi yang mengatur netralitas media yang bersih dari kepentingan politik.
Kami berharap tak ada lagi kekerasan yang terjadi karena biasnya pemberitaan
media. Kami ingin sekali, agar pemilik media, bukanlah orang-orang yang
memiliki kepentingan politik dan tidak terafiliasi dengan partai politik. Kami
yakin, bahkan awak media pun cukup malu dengan membuat pemberitaan yang bertentangan
dengan hati nuraninya.
Kami juga ingin penyelenggaraan
olahraga yang bebas dari kepentingan politik. Kami ingin Ayahnda berperan
penting dalam memajukan prestasi olahraga negeri kita, juga prestasi lain di bidang
ekonomi kreatif, iptek, dan budaya. Kami rindu dengan Piala Thomas dan Piala
Uber. Kami masih bermimpi Timnas Sepakbola kita lolos ke final Piala Dunia
dengan kompetisi yang sehat, bukan karena akan menjadi tuan rumah.
Ayahnda, jika Ayahnda terpilih...
Kami berharap, Ayahnda dapat
memprakarsai perubahan arah demokrasi kita yang bebas dari politik uang. Kami
sadar bahwa proses demokrasi yang ada sekarang memiliki banyak lubang
kelemahan, sehingga dari sebagian wakil kami ada yang terpilih hanya karena
modal terkenal atau modal uang besar. Kami ingin wakil-wakil rakyat kami adalah
orang-orang yang berkualitas, legislator yang handal, partner Ayahnda yang
kritis, dan penyusun anggaran yang teliti.
Ayahnda, jika Ayahnda TIDAK terpilih...
Kami berharap Ayahnda menjadi
seorang negarawan yang bijaksana. Kami tak ingin ada statement dari Ayahnda yang berpotensi menimbulkan konflik dan
kekacauan. Ajaklah pendukung Ayahnda untuk menerima hasil pilihan kami dengan
damai dan lapang dada. Percayalah Ayahnda, kalau ada yang ingin memerangi kecurangan
pemilu, kamilah yang berada di garis paling depan.
Tenang saja Ayahnda, bukan hanya
RELAWAN PRABOWO atau RELAWAN JOKOWI yang akan tulus berjuang 9 Juli nanti. Kami
pun akan menjadi relawan bagi diri kami sendiri, untuk memperjuangkan hak kami
sendiri, dari hal-hal yang membuat hak kami terbelenggu oleh uang dan
kepentingan sesaat. Percayalah Ayahnda, dari sebagian kami pun ada yang menjadi
panitia pemilihan, yang akan menjaga kebersihan dan kejujuran hasil keringat
kami sendiri. Kami yang bukan panitia pun akan menunggui hasil perhitungan
hingga diberangkatkan sampai tingkat pusat.
Bahkan kami yakin, rekan-rekan
kami yang memilih golput pun akan ikut menjaga agar pilpres ini berjalan
bersih, damai dan tertib. Kami percaya bahwa Ayahnda dan pendukung Ayahnda akan
menahan diri dari saling menyalahkan, menuding atau menuduh secara sembarangan.
Kami percaya, Ayahnda akan dengan lapang dada menerima hasilnya dengan banyak
istighfar, introspeksi, dan ikhlas.
Ayahnda, jika Ayahnda TIDAK
terpilih...
Kami berharap, Ayahnda tetap
dengan tulus berkontribusi bagi Negara dan Bangsa yang sama-sama kita cintai
ini. Kami berharap Ayahnda mendukung program-program dari Presiden terpilih
sekiranya baik dan tepat untuk rakyat, dan tetap memberikan kritik dengan
santun bilamana program-progran tersebut salah dan kurang tepat. Kami berharap
Ayahnda menjaga suksesi kepemimpinan ini dengan elegan dan menjadi negarawan
yang bijaksana. Kami berharap Ayahnda tetap bekerja, bekerja, dan bekerja, baik
sebagai Pemimpin Partai, Ketua Asosiasi, Gubernur, Ketua PMI, Ketua Dewan
Masjid, atau tanpa jabatan sekalipun, bagi kemajuan, kedigdayaan, serta harkat
martabat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita sama-sama buktikan, bahwa
kita adalah bangsa yang besar, dengan para pemimpin yang berhati besar.
Kami semua berdoa untuk kebaikan,
kesehatan, dan melimpahnya berkah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada Ayahnda Prabowo
dan Ayahnda Jokowi. Kami berdoa agar Allah SWT memberikan ketenangan hati dan
jiwa bagi Ayahnda sekeluarga.
Ayahnda sekalian , selamat
menunaikan ibadah puasa.
Ayahnda Prabowo yang saat ini
sedang menggelar tasyakuran buka puasa bersama pendukungnya, selamat berbuka
puasa, semoga barokah Allah terlimpah bagi Ayahnda.
Ayahnda Jokowi yang saat ini
berangkat umroh bersama sebagian pendukungnya, selamat menjalankan ibadah,
titip doa untuk keselamatan seluruh rakyat Indonesia dan kejayaan bangsa.
Semoga Ayahnda dan rombongan dapat kembali ke tanah air dengan sehat wal afiat.
Untuk mengakhiri surat ini,
izinkan saya menuliskan syair lagu Bang Iwan Fals yang berjudul Doa-doa, yang
ikut mengiringi suasana ruangan tempat saya menulis surat ini:
Berjamaah, menyebut Asma Allah
Saling asah, saling asih, saling asuh
Berdoalah, sambil berusaha
Agar hidup jadi tak sia-sia
Badan sehat, jiwa sehat
Hanya itu yang kami mau
Hidup berkah, penuh gairah
Mudah-mudahan Allah setuju
Inilah lagu pujian, nasehat dan pengharapan
Dari hati, yang pernah mati
Kini hidup kembali
Terima kasih. Salam bangga dan
hormat ananda.
Terima kasih khusus kepada
saudaraku ust Salim A. Fillah dan rekan-rekan lain yang menginspirasi saya
dengan terlebih dahulu menulis surat terbuka ini.
Wassalamualaikum Warohmatullohi
Wabarokatuh
Sore Tugu Pancoran, Jakarta
Selatan 6 Juli 2014
Mahadhir Djuhaini Husain, orang
pinggiran.

Kindly leave your comment here
BalasHapus